Rabu, 18 Januari 2012

NU Baru Kehilangan Aktivis yang Militan

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengaku sangat kehilangan KH Imam Yahya Mahrus yang merupakan salah satu aktivis militan Nahdlatul Ulama. “Kami merasa sangat kehilangan. Beliau adalah aktivis, pejuang, yang sangat militan. Beliau juga ulama NU,” katanya mengenai sosok imam Pondok Pesantren Lirboyo, KH Imam Yahya yang wafat Sabtu sekitar pukul 20.30 WIB. Sebelumnya pengasuh Pondok Pesantren Al Mahrusiyah itu. sempat dirawat di Graha Amerta, RSU dr Soetomo Surabaya.
Said Aqil mendatangi rumah duka sebagai wujud kepedulian dari NU dan penghormatan terakhirnya kepada almarhum. Ia menyebut KH Imam Yahya adalah sosok yang sangat rendah hati (tawadu’).
“Beliau tidak pernah mau duduk di bangku paling depan, dan selalu duduk di bangku belakang. Bahkan, beliau juga tidak pernah panggil nama saya, justru memanggil dengan sebutan Kang, padahal saya ini adiknya,” ucapnya.
Said mendoakan semoga arwah KH Imam Yahya tenang di sisi-Nya, semua dosanya diampuni, dan  meninggal dengan “khusnul khotimah”. Ia berharap warga NU menggelar salat gaib untuk mendoakan arwah KH Imam Yahya.
gus imam yahya dan iwan fals di ponpes lirboyo kediriPimpinan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Imam Yahya Mahrus wafat setelah sempat dirawat di Graha Amerta Sabtu malam (14/1) sekitar pukul 20.30 WIB. Gus Yahya dimakamkan di Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, sesuai dengan wasiatnya.
Kondisi kesehatan Rektor IAIT Kediri itu memang buruk sejak setahun terakhir, sehingga sudah sering masuk dan keluar rumah sakit. Ia menderita komplikasi penyakit, di antaranya tumor paru, diabetes, dan paru-paru basah. KH Imam Yahya meninggalkan seorang istri bernama Nyai Zakiyah dan 6 orang anak. [antara]
gus yahya diberangkatkan ke makam ngampel, mojoroto, kediri

1 komentar:

  1. ya allah berilah beliau disisiMu, ditempat yang paling mulia berikanlah tempat yang engkau ridlo'i>>>amien

    BalasHapus